Dating INSIGHT G4: Tidak Baik Manusia Seorang Diri saja

Dating INSIGHT G4: Tidak Baik Manusia Seorang Diri Saja (Kejadian 2: 18)

Hari Senin, 31 Maret 2014 LIVE on air @92.5 FM Maestro, Bandung.

KLIK DI SINI Untuk menyimak pembahasannya & SUBSCRIBE di YouTube

Fall in Love Dating INSIGHT

Kejadian 2:18 Tuhan Allah berfirman, “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.”

Apa maksudnya “Tidak baik manusia itu seorang diri saja? Apakah berarti lebih baik manusia sewajarnya menikah?”

Ada dua istilah untuk lebih memahami ayat di atas:

  1. Divine Ideal
  2. Original Idea

Divine Ideal adalah sesuatu yang Tuhan lihat terbaik, nan ideal, yang seyogyanya terjadi pada diri manusia.

Original idea merupakan ide awal, ide ori, ide pertama sebelum manusia jatuh dalam dosa.

Kala Tuhan memberikan tugas bagi Adam untuk memberi nama semua binatang, maka datanglah binatang-binatang itu padanya. Saat memberi nama, Adam melihat semuanya sepasang-sepasang. Ada harimau jantan sedang bercengkrama dengan harimau betina, di atas pohon ada sepasang burung bernyanyi cicitbirds in love cuit cuit dengan mesranya; lalu sambil memberi nama binatang-binatang tersebut, diapun mengamati sekitar – mencari-cari,”Dimanakah yang seperti aku…kok ndak ada ya? ” Adam sadar… tidak ada yang seperti dia.

 

Tuhan Allah sejak semula pun melihat TIDAK BAIK Adam sendirian. Untuk melaksanakan perintah-Nya dan mewujudkan kehendak-Nya, akan lebih baik jika Adam memiliki penolong yang sepadan. Inilah ide original Allah. Itulah idealnya dari kaca mata Tuhan. Ketika Adam menyadari bahwa dirinya membutuhkan penolong yang sepadan, maka Dia segera menganugerahkan Hawa baginya! (Lihat Kejadian 2: 18 – 25)

Dalam 1 Tessalonika 4:1-5 firman Tuhan berkata,“Akhirnya, saudara-saudara, kami minta dan nasihatkan kamu dalam Tuhan Yesus: Kamu telah mendengar dari kami bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah.

Hal itu memang telah kamu turuti, tetapi baiklah kamu melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi. Kamu tahu juga petunjuk-petunjuk mana yang telah kami berikan kepadamu atas nama Tuhan Yesus.

Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan, supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi isterimu sendiri dan hidup di dalam pengudusan dan penghormatan, bukan di dalam keinginan hawa nafsu, seperti yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah.

Sesuatu yang ideal, hal yang baik sekali, bahkan disarankan Rasul Paulus. Seorang pria mengambil seorang wanita untuk menjadi istrinya, dengan tujuan: Hidup dalam pengudusan dan penghormatan seumur hidup mereka.

Tentu Anda bertanya-tanya, jika demikian: Mengapa ada orang yang tidak menemukan pasangan sehingga tidak menikah?

Baru-baru ini, ketika saya (Liana) menjemput anak di sekolah, ada seorang ibu yang rambutnya sudah memutih tersenyum. Dia bertanya, “Lagi jemput anak?” “Iya tante,” jawab saya seraya bertanya balik, “Tante lagi jemput cucu? Cucunya ada berapa?”

“Ga…Tante mah belum menikah,” jawabnya. “Dulu waktu masih muda, tante kerja terus…eh, tau-tau udah tua, belum menikah. Tidak sempat cari pacar,” lanjutnya…

Kalau memang Tuhan memandang adalah baik jika manusia menikah,tidak hidup sendirian, lalu mengapa kehendak Allah yang ideal itu bisa tidak terjadi?

Mari kita mengupas dan menjawab pertanyaan ini dalam terang firman Tuhan. Dalam hidup yang sangat kompleks ini, segala sesuatu terjadi atas berbagai kemungkinan, empat diantaranya adalah:

  1. Kehendak Tuhan.

Segala sesuatu terjadi dalam kehendak Tuhan, walau demikian Tuhan tidak pernah memaksakan kehendak-Nya untuk selalu terjadi. Contoh: ”Bersukacitalah senantiasa!” (Filipi 4: 4 & 1 Tes 5: 16) itulah keinginan Tuhan. Pertanyaannya, “Apakah kita benar senantiasa bersukacita?” Kalo mau jujur, jangan-jangan sehari-hari lebih banyak bersungut-sungut.

Ketika Tuhan perintahkan,”Kasihilah musuhmu!” Apakah kita serta merta mengasihi musuh?

Tuhan perintahkan: “Senantiasa berdoa!” Bahkan murid-murid saja disuruh berdoa dan berjaga-jaga, malah tertidur pulas. Nah, disini kita harus peka…Ada kerinduan Tuhan yang ternyata diresponi berbeda oleh manusia yang telah jatuh ke dalam dosa.

Sebaliknya, PUJI TUHAN! Jika dalam hidup kita yang sementara ini sungguh bisa menggenapi apa yang Tuhan kehendaki, termasuk menggenapi kehendak-Nya untuk memiliki seorang penolong yang sepadan, karena tidak baik manusia itu seorang diri saja!

  1. Kehendak bebas manusia (Man’s Free Will)

Tuhan menganugerahkan kehendak bebas pada manusia. Tentu Tuhan rindu bahwa kehendak bebas manusia terjadi selaras dengan kehendak-Nya yang mulia. Ini adalah panggilan kita, tapi apakah itu selalu terjadi? Dalam dunia yang sudah jatuh dalam dosa, hal ini tidak serta merta terjadi.

Dalam izin Tuhan, kehendak bebas manusia berdosa dapat melawan kehendak-Nya. Pada saat seorang manusia berkata, “Saya tidak mau menikah!” Maka sesungguhnya, hal itu bisa benar-benar terjadi: dia benar-benar tidak menikah sampai akhir hayatnya.

Saya dulu pernah bekerja di perusahaan Eropa, bos saya seorang Jerman berkata,”Saya mau menikah, tetapi saya tidak mau punya anak seumur hidup saya.” Inilah Man’s free will.

Saya juga pernah bertemu seorang gadis 22 tahun. Saya bertanya,”Kamu sudah punya pacar belum?” Dia menjawab, “Saya tidak mau pacaran” Saya sambung lagi, “Kalo menikah pasti mau dong?” Tahu-tahu air mukanya berubah, matanya memerah seakan tidak mampu menahan kepedihan hati. “Tidak, saya juga tidak mau menikah,”tukasnya dengan menitikkan air mata.

Sang gadis telah mengeraskan hatinya. Selidik punya selidik, ini gara-gara sejak kecil dia sering melihat ayahnya selalu memukuli sang ibu. Maka si gadis berasumsi: “Semua pria jahat! Saya tidak mau bernasib seperti Ibu.” Latar belakang keluarga sangat mempengaruhi kehendak bebas manusia secara sadar maupun tidak sadar.

Warisan apa yang akan Anda turunkan bagi anak-anak? Hendaklah Anda memberikan warisan berupa teladan cinta kasih suami isteri. Bagaimana suami isteri kompak sewaktu menghadapi masalah…Bagaimana ayah ibu begitu menikmati kebersamaannya dalam pernikahan, walau dihempas berbagai kesulitan…Bagaimana mereka melayani Tuhan dengan penuh sukacita. Jika pribadi-pribadi dilahirkan dalam keluarga yang sedemikian, tentu man’s free will seseorang mudah diarahkan untuk mentaati firman Tuhan!

Anak-anakpun akan merasa diberkati dan bersyukur jika terlahir dalam keluarga seperti ini. Pada saatnya, niscaya mereka rindu mengikuti teladan yang baik dalam berumah tangga.

  1. God’s Natural law

Hukum alam Allah yang ditanam dalam dunia ini. Dimana kita bisa menemukannya? Jelas dalam Kitab Suci. Dalam Kitab Amsal, Raja Salomo mencatat pengamatannya terhadap alam ciptaan-Nya. Beliau mengamati dalam dunia ini ternyata ada hukum sebab-akibat, Misal:Amsal 6:10-11, “Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring, maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.” Dalam pengamatan Sang Raja yang maha bijaksana ini,orang malas pasti menjadi miskin!

God’s natural law seperti apa yang berlaku dalam dating? Beberapa contohnya:

  • Seseorang yang kehilangan kesempatan mencari pasangan hidup.

Mengapa sampai kehilangan kesempatan? Mungkin karena bekerja di “remote area” ataulokasi terpencil. Katakanlah seorang wanita baru lulus, masih single, ditempatkan bekerja di sebuah pertambangan, dimana pria-priayang bekerja di sana sudah berkeluarga semua. Dalam tahun-tahun yang dia lewati, tentu sulit baginya untuk menemukan pasangan hidup.

Sebaliknya, seorang gadis yang bekerja di kantor atau bank yang staffnya ratusan orang, jelas memberinya kesempatan jauh lebih besar untuk mendapatkan pasangan hidup.

Ada juga insan-insan muda yang hidupnya dihabiskan hanya untuk bekerja dan bekerja mengejar karir, tak terasa waktu berlalu buru-buru tahu-tahu sudah menua!

Segala sesuatu ada waktunya,drink coffee together

Bunga mekar akan layu juga.

Masa muda akan berlalu.

Kesempatan mendapatkan pacar akan menjauh.

Karenanya berhati-hatilah, amatilah kehidupanmu seperti Salomo mengamati apa-apa yang terjadi di dunia ini, ada hukum sebab-akibat yang berlaku.

  • Dalam hal sikap dan sifat

Secara natural, pastilah kita akan lebih mudah menyukai orang yang ramah, yangkata-katanya lembut dan cenderung menjauhi yang kasar dan tajam lidahnya. Saya pernah bertemu seorang wanita yang sebenarnya good looking, tapi anehnya selalu gagal menjalin relasi. Pacarannya putus nyambung melulu. Mengapa? Ternyata, bicaranya selalu sarkasme. Pastinya, tidak ada pria yang tahan dekat-dekat bersamanya.

  • Dalam hal pergaulan

Dalam Amsal 13:20, Salomo mengatakan, “Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tapi siapa bergaul dengan orang bebal menjadi malang.” Jadi pergaulan sangat mempengaruhi kehidupan. Jika Anda bergaul dengan anak Tuhan, maka kemungkinan akan mendapatkan pasangan yang takut akan Tuhan, sebaliknya jika bergaul dengan anak gelap, itu jugalah yang Anda dapatkan. Karena itu berhati-hatilah memilih dengan siapa Anda bergaul.

  • Dalam hal tempat tinggal atau menetap

Di mana Anda tinggal dan bekerja, itu juga yang akan mempengaruhi siapa pasangan hidupmu. Seorang teman saya, dia orang Jakarta yang berprofesi sebagai dokter dan ditugaskan ke Papua. Melewati tahun-tahunnya di sana, secara natural, dia mendapatkan istrinya orang Papua asli. Demikan juga berlaku dengan mereka yang studi di luar negeri, katakanlah menuntut ilmu sampai ke Amerika, maka 90% kemungkinan mendapatkan orang Amerika juga.

  1. Satanic Influence (Pengaruh kuasa gelap)

Si jahat mempengaruhi dunia ini. Misalkan: Kejadian Daud berzinah, jelas bukan kehendak Allah! Lalu apa yang terjadi padanya? Padahal Daud adalah biji mata Allah! Di sini kita berhadapan dengan dunia yang tidak kelihatan…tetapi nyata! Ada godaan luar biasa yang sanggup menjatuhkan orang bahkan mendatangkan penghukuman Allah! Sungguh mengerikan!

Dalam kehidupan sehari-hari contoh dari pengaruh satanic influence adalah:

  • Pornografi.

Seorang pria yang kecanduan pornografi, memandang wanita dengan salah. Pada saat bergaul, secara spontan dari mulutnya keluar bercandaan kotor yang tidak pantas. Dia tidak memberikan penghormatan kepada wanita, tanpa disadarinya…wanita-wanita di sekitarnya menjauh.

Pornografi menguasai pikiran, mempengaruhi tingkah laku dan sikap bahkan bermanifestasi lebih dalam dengan dosa-dosa yang lebih jahat. Iblis menjerat korbannya dan menenggelamkan sampai tidak dapat memandang keindahan ciptaan Tuhan.

Kecuali tangan Tuhan yang menolongnya, sungguh dia sudah terjerat dalam kubangan yang gelap!

  • Low Self Esteem/Orang yang memandang rendah dirinya.

Saya cukup banyak bertemu pemuda-pemudi yang menganggap dirinya rendah, jelas hal ini tidak sesuai firman Tuhan! Ada yang berkata,”Saya ini bodoh, ga bisa apa-apa.” Yang lain lagi berkeyakinan, “Semua yang saya lakukan pasti tidak berhasil!” “Saya jelek!”

Gambaran-gambaran buruk tentang diri, siapa yang memunculkan? Siapa yang menghembuskan pikiran itu? Ini pekerjaan setan!

Patahkanlah pikiran-pikiran itu dalam kuasa Kristus! Karena Anda adalah umat tebusan-Nya! Mulia dalam pandangan-Nya, indah sempurna dalam anugrah-Nya. Kita diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Kita berharga dan dikasihi-Nya. Karena itu saya katakan, “Jangan biarkan kelemahan kita dipakai setan untuk terus merongrong, sehingga menjadi lumpuh!” Karenanya, kita harus senantiasa bergaul dengan firman Tuhan, merenungkannya siang dan malam, untuk meng-“counterback” usaha iblis merusak pikiran kita.

  • Bentuk lain dari pengaruh setanadalah segala macam jenis kecanduan.

Kecanduan main game, sehingga dia tidak mau bersosialisasi, menutup diri. Setelah terbentuk kebiasaan, akhirnya lumpuh bersosialisasi. Sungguh kasihan! Tuhan berkata,”Tidak baik manusia seorang diri saja.” Eh…dia siang malam suka menyendiri, kalau sudah begini, kapan dong mendapatkan calon pasangan hidup? Orang yang berada di dekatnya saja tidak disapa, karena lumpuh bicara.

 

Dari berbagai kemungkinan di atas, sebagai penutup penjelasan ini…ada pula orang-orang yang memang dipanggil Tuhan untuk sendiri. Ini sebuah karunia. Rasul Paulus tidak menikah. Mother Teresa tidak menikah. Mengapa mereka tidak menikah? Semata-mata karena mereka mempersembahkan hidup untuk melayani Tuhan! Namun demikian alangkah baiknya, kalau semua orang seperti aku; tetapi setiap orang menerima dari Allah karunianya yang khas, yang seorang karunia ini, yang lain karunia itu. (1 Kor 7: 7)

Paulus menerima karunia untuk membujang. Singlenessnya dia pakai untuk melayani Tuhan! Sungguh indah! Adakah Anda yang hari ini tidak menikah sudah memberikan persembahan hidup yang terbaik bagi Tuhan dengan melayani-Nya?

Tuhan memberkati kita semua.

Shalom!

Ev.Chang Khui Fa & Liana

 

 

 

Leave a comment